Jumat, 22 Juli 2016

TUGAS IBD 4

Essay seseorang yang menginspirasi


Disini saya akan menulis tentang orang tua teman saya, yang menurut saya dia adalah sosok yang mengisnpirasi, nama beliau adalah yeti sumiati sekarang dia adalah seorang bidan, namun perjuangan nya untuk menjadi seorang bidan pada masa lalu beliau sungguhlah sangat hebat dan itu lah yang membuat saya terinspirasi.
Beliau lahir di Garut, di sebuah kampung kecil bernama cimasuk, saat menginjak masa sd beliau sekolah dengan berjalan kaki sejauh 2 km lebih setiap harinya untuk mencapai sekolah nya, tidak ada kendaraan pada waktu itu, jalan yang dilewati pun hanya jalan setapak dengan sawah dan pepohonan di samping nya, jika dibandingkan dengan remaja masa kini sungguh jauh berbeda kita skr mungkin hanya perlu ke jalan raya lalu naik angkutan umum namun beliau berjalan kaki menyusuri jalan setapak dengan kaki kecilnya waktu itu.
 Pernah ketika itu beliau pulang terlalu sore jalan nya sangat gelap sekali, tidak ada penerangan di jalan nya, pernah membuat beliau terjatuh ke sawah, namun beliau tidak pernah berkeluh kesah, malam pun tiba, penerangan pada saat itu hanya ada lampu petromax atau obor karena pada saat itu jarang yang menggunakan lampu atau bahkan masih belum ada karena listrik nya juga belum sampai ke desanya, beliau pernah bercerita bagaimana susah nya belajar saat malam tiba, minim nya penerangan membuat beliau harus belajar dengan cara mendekatkan diri ke penerangan, yaitu lampu petromax karena terlalu dekat dengan lampu tersebut terkadang menyebabkan hidung nya hitam dan beliau tertawa saat menceritakannya pada saya. Namun sekali lagi beliau tidak pernah mengeluh kepada siapapun dia tetap semangat dan pantang menyerah sehingga dia berhasil tamat sd walau teman teman nya banyak yang meninggalkan pendidikan nya waktu sd.
Tak jauh berbeda ketika smp dan sma, sekolah beliau saat smp dan sma bahkan lebih jauh, selain berjalan beliau juga harus menumpang mobil sayuran atau apa saja yang lewat untuk sampai ke smp nya, terkadang jika tidak ada kendaraan yang lewat untuk menumpang, beliau sampai harus rela berjalan kaki. Yang menginspirasi dari beliau adalah sifat gigih dan pantang menyerah nya lah yang membuat saya kagum, dimana orang lain berhenti dan menyerah ia tetap melanjutkan nya dengan semangat.
Ketika beliau telah selesai mengenyam pendidikan sma, dia bercerita ingin melanjutkan nya ke jenjang yang lebih tinggi, ia ingin menjadi perawat namun keinginan nya tersebut tidak didukung oleh alm. Nenek nya. Nenek nya bilang waktu bahwa jadi perawat itu tidaklah mudah, harus siap fisik dan mental. Harus siap akan tugas nya yang tidak mudah seperti menjaga pasien di malam hari, atau di tugaskan di daerah terpencil tambahnya.
Walaupun begitu beliau masih tetap dengan pendiriannya dan sekolah di sekolah keperawatan di daerah garut, selama bersekolah di keperawatan memang betul apa kata alm. Nenek beliau menjadi perawat tidaklah mudah, terkadang dia bertugas malam hari untuk merawat pasien yg dirawat inap. Setelah selesai di sekolah keperawatan beliau menjadi perawat selama 1 tahun lebih kemudian beliau sekolah lagi kebidanan di daerah bandung.
Setelah beliau sukses menjadi bidan, dia tidak langsung kembali ditugaskan di daerah yang dia inginkan, justru beliau malah ditugaskan di daerah terpencil di daerah bungbulang, pencaharian masyarakat disana rata rata adalah petani. Beliau tinggal di rumah seorang warga yang baik hati disana, bagi beliau rumah tersebut sudah menjadi rumah kedua beliau dan orang tua beliau yang kedua, jarak dari rumah ke puskesmas atau posyandu sangat lah jauh, harus menaiki bukit yang terjang, jalan setapak sawah, dan melintasi sungai. Beliau bercerita pernah suatu ketika dia pulang karena sangat lelah, dia menuruni bukit dengan cara menyorosot dengan menggunakan daun pisang sebagai alasnya. Disana kekeluargaan adalah hal utama dan karena rata rata bermata pencharian petani jadi beliau tidak aneh jika pengobatan atau lahiran dibayar dengan buah buahan atau ayam hidup. Walaupun sepertinya hidup disana susah tapi saya kagum karena sifat nya yang tak pernah mengeluh dan selalu bahagia.
Waktu pun berlalu kemudian dia bertemu seseorang di kampung halamannya di Garut yaitu calon suaminya, beliau tidak menceritakan secara detail bagaimana pertemuannya, privasi mungkin?? Tapi intinya setelah itu beliau menikah dan pindah ke daerah cikampek di rawamas. Karena suaminya bekerja di daerah cikampek sebagai pegawai swasta disana, waktu pun berganti dan sekarang beliau hidup bahagia dengan 2 orang anak.
Cerita tersebut menginspirasi saya untuk tidak mudah menyerah untuk menggapai kehidupan yang kita inginkan, pernah saya dengar cerita tentang monyet yang lomba manjat pohon yang tingginya 100 meter. Pada awal mula semua peserta lomba dengan semangat memanjat pohon, tapi ketika di tengah jalan saat ketinggian mencapai 50 meter satu persatu monyet kelelahan dan menyerah memanjat pohon, penonton pun kemudian lelah juga ingin cepat pulang dan menyoraki peserta yang tersisa, “kamu tidak akan bisa cepat turun saja” sorak mereka, satu persatu kemudian mereka menyerah, teriakan penonton pun semakin kencang “Turun Turun”, dan tersisa 5 monyet lagi yang naik, akan tetapi 4 lainnya memutuskan untuk mengakhiri perlombaan dan menyerah, walaupun tinggal 20 meter lagi. Tapi satu monyet tidak menyerah, dia tetap memanjat, terus memanjat, semakin dekat dengan garis finish, walaupun penonton terus memaki dia, dan mendownkan dia. “Ayo turun, kamu tidak akan sampai ke puncak” , “turun turun” , “daripada kamu jatuh lebih baik kamu menyerah saja”. Namun teriakan itu tidak membuat si monyet itu lekas menyerah dia akhirnya berhasil mencapai puncak dan menjadi pemenang lomba memanjat tersebut. Ketika ditanya apa yang membuat dia tidak ingin menyerah saat dia di beri penghargaan dia tidak menjawab, kemudian datanglah seseorang temannya, dan dia menggunakan bahasa isyarat kepada monyet tersebut. Barulah diketahui bahwa monyet tersebut ternyata tuli, sehingga dia tidak dapat mendengar suara monyet lainnya.
Apa yang ingin saya sampaikan di cerita tersebut adalah jika kita ingin sukses, kita harus berusaha semaksimal mungkin sama seperti perjuangan bu yeti sumiati dalam essay ini, jangan dengarkan kata orang, jangan melihat kegagalan orang sebagai alasan untuk menyerah, tetap berusaha karena usaha yang besar pasti akan membuat sebuah perbedaan dan itulah yang bisa saya ambil.

Terima kasih sudah mau meluangkan waktunya untuk membaca essay tentang seseorang yang menginspirasi, mohon maaf bila ada kata yang menyinggung pihak manapun, selebihnya terima kasih.

TUGAS IBD 3

REVIEW FILM BIRI GYARU

Biri Gyaru merupakan film bergenre drama komedi, coming of age yang diadaptasi dari novel karya Nobutaka Tsubota berdasarkan kisah nyata yang dialaminya saat menjadi guru bimbingan belajar. Film ini mengisahkan bagaimana Sayaka Kudo seorang siswi kelas dua SMA yang mempunyai penilaian akademik setara siswi kelas 4 SD (Menurut penilain Tsubota) dan bermimpi untuk dapat melanjutkan ke perguruan tinggi  ke keio yang merupakan universitas swasta top dijepang untuk mencapai mimpinya sayaka mengikuti bimbingan belajar selama satu dengan Tsubota sebagai sensei (guru).

SINOPSIS           

           

           Sayaka Kudo adalah seorang siswi kelas dua di SMA khusus perempuan. Bisa dibilang tidak punya ambisi, mimpi, atau tujuan hidup. Dia hanya berpikir untuk selalu berbahagia. Bersama ketiga temannya sejak masuk SMP, Sayaka menghabiskan waktu sekolahnya hampir tanpa mempedulikan mata pelajaran sekolah hingga membuatnya berada di kelas terburuk, karena sayaka selepas pulang sekolah selalu melakukan kesenangan bersama ketiga temannya seperti karoke,makan bahkan dalam kelas sayaka asik dengan make up tanpa mempedulikan guru yang mengajar.