Minggu, 16 April 2017

Study Kasus Six Sigma

  Pengertian six sigma


Six Sigma Sigma merupakan symbol standard deviasi pada statistik (∑ atau σ) yang berasal dari huruf Yunani, suatu ukuran untuk menyatakan variasi (variance), atau ketidaktepatan sekelompok item atau proses.

Tujuan dari Sigma adalah untuk mengurangi variasi pada output sehingga tidak akan melampaui enam standard deviasi (Sigma) antara rata-rata (mean) dan batas spesifikasi terdekat. Proses-proses Sigma harus dapat menghasilkan kesalahan kurang dari 3,4 per satu juta peluang (per million opportunities) atau mencapai 99.9966% tingkat kesuksesan. Makin tinggi nilai sigma, makin sedikit suatu proses mengalami variasi dan makin sedikit pula kesalahan yang akan dialami. Implementasi Six Sigma berokus pada proses, baik itu pada proses produksi atau jasa.

Apabila tercapai, maka Six Sigma akan dapat memastikan bahwa keseluruhan proses produksi berjalan pada efisiensi yang optimal. Dari sekian banyak pengertian di atas, maka dapat disederhanakan menjadi satu definisi yang lengkap dan jelas, yaitu: Six Sigma merupakan suatu sistem yang komprehensif dan fleksibel untuk mencapai, memberi dukungan dan memaksimalkan proses usaha, yang berfokus pada pemahaman akan kebutuhan pelanggan dengan menggunakan fakta, data, dan analisis statistik serta terus menerus memperhatikan pengaturan, perbaikan dan mengkaji ulang proses usaha. 

Keuntungan dari penerapan Six Sigma berbeda untuk setiap perusahaan tergantung pada usaha yang dijalankannya, visi dan misi serta strategi perusahaan bersangkutan. Tetapi umumnya dengan penerapan Six Sigma akan ada perbaikan dalam hal-hal berikut ini:
1. Pengurangan biaya
2. Pertumbuhan pangsa pasar
3. Pengurangan waktu siklus
4. Retensi pelanggan atau loyalitas pelanggan
5. Pengurangan kesalahan pada produk atau produk cacat
6. Perubahan budaya kerja
7. Pengembangan produk atau jasa 

Metodologi Six Sigma (DMAIC)

Model pendekatan Six Sigma yang paling umum digunakan sekarang adalah DMAIC (Define – mendefinisikan, Measure – mengukur, Analyze – menganalisis, Improve – memperbaiki, Control – mengendalikan). Terdapat dua macam metodologi dalam Six Sigma. Yang pertama adalah DMAIC, untuk proses yang sudah ada dan yang kedua adalah DMADV (Define, Measure, Analyze, Design, Verify)/DFSS (Design for Six Sigma) untuk proses yang belum ada. 

Penggunaan six sigma pada PT Bogasari Flour Mills Divisi Pasta

Bogasari adalah produsen tepung terigu di Indonesia dengan kapasitas produksi sebesar 3,6 juta ton per tahun, terbesar di dunia dalam satu lokasi. Sejarah Bogasari dimulai pada tanggal 29 November 1971 dengan peresmian pabrik yang pertama di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Setahun kemudian, pada tgl 10 Juli 1972, pabrik yang kedua di Tanjung Perak Surabaya dioperasikan


Selain dua pabrik tepung terigu, Bogasari juga memiliki tiga divisi lain: Divisi Pasta, dan dua divisi penunjang, yaitu kemasan (dahulu disebut Divisi Tekstil) dan Maritime. Pabrik Pasta didirikan pada Desember 1991 dengan kapasitas produksi 60.000 mt per tahun. Produk utama yang dihasilkan adalah “Long Pasta” dan “Short Pasta”, dan hampir 80% ditujukan untuk pasaran ekspor. Divisi pasta mempunyai serangkaian proses produksi yang menghasilkan produk akhir yang akan didistribusikan kepada pelanggan. Salah satu proses dalam proses produksi ini adalah peramalan penjualan (forecast), yang merupakan salah satu proses penting dari serangkaian proses produksi tersebut. 1 Dengan adanya variasi produk yang cukup banyak, menimbulkan kesulitan bagi departemen marketing untuk memperkirakan kebutuhan pasar akan masing-masing jenis produk. 

Di era persaingan yang semakin ketat, perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang dapat memahami dan memenuhi kebutuhan pasar yang terus berubah. Untuk itu proses bisnis perusahaan harus sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan proses-proses yang tidak efisien harus dihilangkan.

PT. Bogasari Flour Mills Divisi Pasta sebagai perusahaan nasional yang bergerak di bidang pangan memiliki kegiatan utama produksi pasta khususnya dan didistribusikan di seluruh Indonesia dan Internasional. Pada perusahaan, proses perencanaan persediaan memiliki peranan yang sangat penting untuk dapat memenuhi kepuasan pelanggan.

Pada saat ini perusahaan memiliki permasalahan yaitu sukarnya memperkirakan kebutuhan pasar nasional akan pasta, dimana penyimpangan didalamnya cukup berpengaruh sehingga mengakibatkan kekosongan atau kelebihan barang produksi, yang akhirnya juga berpengaruh terhadap pemenuhan pesanan. Untuk itu dipakai suatu konsep yang disebut “Six Sigma” yang bertujuan untuk mengurangi variasi yang timbul seminim mungkin. Dari pengukuran terhadap proses peramalan penjualan dan aktual sales yang selama ini berjalan, ternyata kedua proses memiliki tingkat penyimpangan yang disebut “sigma level”. Dengan menggunakan metode langkah DMAIC (Define-Measure-Analysis-ImproveControl) maka dilakukan perbaikan dari proses yang telah berjalan.

 Solusi yang didapat adalah menggunakan metode peramalan penjualan dan “Order Form Distributor” untuk penyesuaian peramalan penjualan per bulannya. Solusi yang didapat ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam peramalan penjualan pasta di pasar nasional.