Rabu, 24 Mei 2017

Contoh Kasus Pada Framework ITSM (SIX SIGMA)

Dalam pembahasan kali ini, saya akan membahas tentang contoh kasus dengan permasalahan beserta solusi six sigma dari permasalahan tersebut dan pendapat penulis tentang kasus tersebut.

sebelum membahas tentang contoh kasus, pertama akan saya jelaskan apa itu six sigma.

Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total Quality Management ( TQM ), sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk, menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu pembuatan produk, dan mehilangkan biaya. Six sigma juga disebut sistem komprehensive - maksudnya adalah strategi, disiplin ilmu, dan alat - untuk mencapai dan mendukung kesuksesan bisnis. Six Sigma disebut strategi karena terfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan, disebut disiplin ilmu karena mengikuti model formal,yaitu DMAIC ( Define, Measure, Analyze, Improve, Control )dan alat karena digunakan bersamaan dengan yang lainnya, seperti Diagram Pareto(Pareto Chart) dan Histogram. Kesuksesan peningkatan kualitas dan kinerja bisnis, tergantung dari kemampuan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah. Kemampuan ini adalah hal fundamental dalam filosofi six sigma.


CONTOH KASUS SIX SIGMA

KASUS #1 SUSU YANG TUMPAH
Masalah:
Sebuah perusahaan produk peternakan mengalami kehilangan yang cukup besar di 300 tokonya.

Analisa Six Sigma:
Masalah yang ada ternyata berakar pada kualitas tutup galon susu yang buruk. Tutup galon yang cacat tersebut menyebabkan susu sering tumpah ketika menjalani proses transportasi dari pabrik ke gudang, serta dari gudang ke toko. Perusahaan tersebut bekerjasama dengan perusahaan pembotolan susu untuk mengatasi masalah tersebut, dan mereka berhasil mengurangi tumpahnya susu sebanyak 55%.

Pendapat tentang kasus #1 :
dengan menggunakan DMAIC ( Define, Measure, Analyze, Improve, Control ), permasalahan seperti kualitas tutup yang buruk bisa teranalisa sehingga dapat di tentukan langkah selanjut nya seperti pada contoh yaitu dengan bekerjasama dengan perusahaan pembotolan yang professional untuk menanganinya. Sehingga perusahaan dapat mengurangi masalah tersebut hingga 55% dan membuat perusahaan lebih efektif lagi.

KASUS #2  KEHABISAN DAGING DI DELI RESTO
Masalah:
Sebuah food retailer sering kehabisan persediaan daging terlalu cepat.

Analisa Six Sigma:
Staf dapur sering membuang terlalu banyak bagian daging yang tidak terpakai (yang seharusnya masih bisa dipakai), dan menggunakan jumlah daging terlalu banyak pada menu deli. Perusahaan kemudian memberlakukan prosedur baru yaitu tidak boleh membuang sisa daging yang masih bisa dipakai (dengan metode pemotongan tertentu yang memungkinkan daging sisa tersebut bisa dipakai), dan memberikan panduan catering khusus untuk mengontrol porsi daging dalam menu. Sebagai hasilnya, jumlah daging yang terbuang berkurang sebanyak 32%, atau 376.000 pon pertahunnya.

Pendapat tentang kasus #2 :
dari kasus ke dua akar permasalahan nya hampir mirip seperti kasus yang pertama, namun perbedaan nya adalah dari disiplin ilmu dan strategi yang digunakan untuk mencegah pengeluaran berlebihan agar mendapat produktivitas dengan efisiensi yang tinggi, dari kasus ke 2 kita bisa lihat, ia tidak berkonsultasi dengan yang pakar professional, namun restoran langsung menyadari bahwa daging yang terbuang percuma ternyata masih bisa digunakan lagi dengan cara menggunakan metode pemotongan tertentu yang bisa membuat daging tersebut bisa diolah kembali, hasilnya jumlah daging yang terbuang berkurang sebanyak 32%, atau 376.000 pon pertahunnya. dan membuat perusahaan meraup keuntungan sebesar 1,2 Juta USD per tahun.