Kamis, 24 Maret 2016

IBD#

Review Film The Good Dinosaur


The Good Dinosaur dimulai dengan sebuah pengandaian, bagaimana jika dinosaurus tidak jadi punah dan tetap menghuni bumi selama jutaan tahun, sampai bisa hidup satu zaman dengan spesies manusia. Film ini pun melanjutkan pengandaian itu dengan cukup menarik sekaligus jenaka. Bahwa para dinosaurus tersebut berevolusi sampai mampu memproduksi makanan sendiri, baik dalam hal bertani-termasuk membajak tanah dalam garis lurus, beternak, maupun membuat rumah sendiri, tanpa harus mengubah anatominya sebagai dinosaurus berbeda dengan cerita film pendahulunya Inside Out yang sama-sama dirilis oleh Pixar.

Tidak punahnya dinosaurus pun membuat bumi menjadi kaya akan spesies menarik. Mulai dari spesies cikal bakal unggas dan mamalia modern, serangga kecil maupun raksasa, dan tentu saja, manusia. Mengingat The Good Dinosaur mengambil sudut pandang dari para dinosaurus yang sudah 'beradab', maka manusia pun dianggap sebagai makhluk liar yang tak bisa bicara-karena memang maSih primitif.

The Good Dinosaur sendiri berfokus pada sebuah keluarga dinosaurus herbivora berjenis Apatosaurus. Keluarga ini terdiri dari Henry Sang ayah (diisi suara Jeffrey Wright), Ida Sang ibu (Frances McDormand), anak tertua Libby (Maleah Padilla), anak tengah Buck (Marcus Scribner), dan Si bungsu Arlo (Raymond Ochoa). Bukan hanya dari urutan lahir, Arlo juga paling kecil dalam hal ukuran tubuh dan nyali dalam keluarganya. Alhasil, ia satu-satunya yang belum diperbolehkan mengecap tanda kakinya di lumbung keluarga.

The+Good+Dinosaur+trailer.jpg (960×483)
Film ini mengisahkan tentang Dinosaur yang tidak pernah punah. Dinosaur tetap ada karena asteroid tidak pernah menabrak bumi, hanya melintas saja. Film ini berfokus pada kisah persahabatan antara anak manusia bernama Spot dan Seekor dinosaur (Apatosaurus) baik hati bernama Arlo.

Selain itu, dalam film tersebut dikisahkan  perjuangan dinosaurus Arlo yang berbeda dari segi fisik tersebut dengan Kakak-kakaknya membuatnya harus berusaha untuk menemukan jati dirinya atau identitas diri karena selalu dianggap tidak bisa melakuan pekerjaan yang dilakukan oleh Kedua Kakak-kakaknya.

 Disebuah desa tempat dimana dinosaurus (Apatosaurus) sebuah keluarga dinosaurus yang beranggotakan Ibu, Ayah, dan Ketiga Anaknya. Mereka mencari makan dengan bercocok tanam dan mengumpulkan haSil panennya. Suatu ketika, disaat panen jagung Sang Ibu dan Kedua anaknya Sibuk mengumpulkan jagung tersebut karena sebentar lagi muSim dingin dan Sang Ayah Sibuk membuat tembok tempat menggumpulkan makanan agar bisa tertampung semua jagung itu dan bebas dari seorang Pencuri. Arlo yang ditugaskan Ayahnya agar menangkap Si Pencuri tersebut sampai Ayahnya membuat jebakan untuk Pencuri itu dan Arlo yang berjaga agar Si Pencuri itu bisa tertangkap

maxresdefault.jpg (1280×720)
Namun, Arlo bukan menangkap Sang Pencuri itu tetapi Arlo ketakukan ketika datang Si Pencuri itu, sampai akhirnya Ayahnya mengetahui hal itu dan mengajari Arlo untuk menghilangkan rasa takutnya dan tetap saja Arlo merasa takut kemudian gagal menangkap Sang Pencuri itu.

Disaat persediaan cukup Ayah, Ibu Arlo dan kedua kakaknya Libby dan Buck. Ayah pun membuat cap kaki karena cap kaki itu bertanda, bahwa mereka telah melakukan tugasnya dengan baik sebagai tanda cap kaki tersebut dimulai dari Sang ayah disusul Sang ibu dan kedua kakaknya Arlo dan hanya Arlo yang belum bisa mengecap kakinya ditembok itu.

Arlo masih berusaha menangkap Pencuri itu hingga akhirnya Arlo mengejar Pencuri itu sampai ke ujung sungai bersama ayahnya dan ketika sampai di Bukit batu didekat sungai ada banjir besar yang datang tiba-tiba dari atas gunung batu yang membuat ayah Arlo terbawa oleh arus sungai tersebut dan tewas begitu dengan Arlo dan Si Pencuri itu. Namun, Arlo tidak tewas, hanya saja terjebak di tempat asing bersama Si Pencuri itu

Disisi lainnya, Sang ibu sedang berduka karena Sang ayah tewas terkena banjir besar itu. Arlo pun berkenalan dengan Si puncuri itu dan berkeliling mencari jalan pulang sampai akhirnya, mereka yang sedang kelaparan menemukan buah berry lalu mereka memakan berry itu dan mereka pun mabuk tanpa sadar hingga malam pun tiba. Arlo bersedih karena mengingat keluarganya lalu Si Pencuri itu mendengarkan dan ikut bersedih karena melihat Arlo yang menangis dan Si Pencuri menjanjikan untuk menghantarkanArlo pulang.

Pada pagi harinya Arlo dan Si Pencuri masuk hutan menemukan bintang buas dan Arlo berebut Si Pencuri dengan binatang buas. Akhirnya Arlo dan Si binatang buas itu bertarung merebutkan nama dan Arlo memanggilnya Spot lalu Si Pencuri itu pun menghampiri Arlo dan Arlo yang memenangkan pertarungan itu.

Arlo dan Spot pun melanjutkan perjalanan. Arlo menemukan buah kesukaannya. Namun, saat sampai ditempat itu Arlo harus meloncati tebing. Awalnya Arlo takut dan Spot yang meyakinkan agar Arlo loncat.

Semakin hari Arlo dan Spot semakin dekat namun disaat Spot menemukan keluarganya dan tidak hanya itu banjir besar pun melanda lagi dan Spot pun terbawa lalu Arlo ingat peristiwa ayahnya yang membuatnya berani untuk menyelamatkan Spot dan menemukan jati dirinya yang kuat dan tangguh sampai akhirnya mereka pun selamat Arlo pun pulang dan bisa mengecap kakinya karena Arlo telah berhaSil menyelesaikan tugasnya.

KOMPLEKSITAS DAN ORISINALITAS

Cerita sederhana itu bukan persoalan besar, tetapi jadi soal bila ini menyangkut brand Pixar yang punya riwayat hebat dalam menampilkan sesuatu yang unik di setiap rilisannya. Pixar pernah menghasilkan kisah cinta antar robot di masa depan di WALL-E,tikus jadi koki di restoran elit di Ratatouille, keluarga superhero di The Incredibles, dan mewujudkan emosi manusia dalam bentuk karakter penuh warna di Inside Out.

Dibandingkan para pendahulunya itu, seperti halnya Arlo, The Good Dinosaur jadi agak kerdil dari segi orisinalitas. Belum lagi sudah banyak sekali kisah fabel dinosaurus dalam bentuk animasi yang pernah diangkat Hollywood, sebut saja The Land Before Time, atau pun Dinosaur milik Disney. Akibatnya, The Good Dinosaur terkesan hanya jadi pengikut dengan teknologi yang lebih maju.

Namun , di sisi lain, The Good Dinosaur justru jadi film yang sangat mudah dinikmati dan dipahami. Kesederhanaan kisahnya membuat penonton tak perlu sibuk mengartikan adanya perenungan atau makna bernada filosofis yang sering diselipkan dalam film-film Pixar. Tinggal duduk, melihat, dan rasakan nilai-nilai petualangan, persahabatan, dan keluarga dari cerita film ini. Penuturannya memang tergolong sendu dan tidak semarak, tetapi masih bisa menarik perhatian lewat karakterisasinya yang cerah dan beberapa humor di sana-sini.

Satu hal lagi yang membuat film ini layak simak adalah audio visual yang kelas tinggi. Teknik animasi dari studio sebesar Pixar memang tak perlu diragukan, namun dalam The Good Dinosaur, Pixar melangkah lebih jauh lagi dengan penataan gambar yang elok dipandang. Desain tokoh-tokohnya memang tetap seperti "kartun" dan berwarna-warni, tetapi mereka ditempatkan dalam sebuah lingkungan alam yang dibuat dengan fotorealitis, mendekati sebuah pemandangan alam asli. Disertai dengan alunan musik megah dari Mychael Danna dan Jeff Danna, film ini pun secara keseluruhan jadi lebih nyaman disaksikan.

Pada dasarnya, The Good Dinosaur adalah sebuah film sederhana dengan kemasan yang mewah, dan membuatnya cukup menyenangkan untuk diikuti. Film ini juga masih bisa memuat nilai-nilai yang berpotensi menyentuh hati penontonnya. Hanya saja, film ini mungkin kurang Sanggup memenuhi ekspektasi yang terlampau tinggi terhadap film-film Pixar yang biasanya lebih unik dan mengesankan daripada The Good Dinosaur ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar